Tulisan ini kupersembahkan untuk teman2 dan kerabat yang selama ini feeling curious untuk bagaimana mendapatkan beasiswa ke luar negeri
Perburuan pertamaku untuk studi diluar negeri dimulai pada tahun 2010-2011 yang lalu, dimana pada kesempatan ini aku ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada tempatku bekerja di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, karena dengan kebijakan baru telah memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh dosen maupun aisten dosen untuk melanjutkan studi ke luar negeri tanpa memandang senior ataupun junior (karena pada saat itu, belum genap setahun lamanya aku bekerja). Juga terimakasihku persembahkan untuk suami tercinta yang tanpa restunya tidaklah mungkin aq bisa mampu mendapatkan kesempatan ini.
Pada awal tahun 2011, ada informasi dari teman sekantor tentang pembukaan gelombang baru untuk beasiswa Luar Negeri bagi jenjang Master. Tanpa berpikir panjang, aku dan teman seperjuanganku Cesa Septaria P, untuk apply beasiswa yang di biayai DIKTI (www.dikti.go.id). Saat itu bisa dikatakan kami hanya modal nekat, mengapa?karena syarat utama untuk mendapatkan beasiswa adalah harus lolos requirement dan salah satunya adalah English requirement, kebetulan jurusan yang kami pilih mensyarakan IELTS overall score 6.5 (masing2 no less than 6.0). jangankan IELTS, materi tesnya saja kami belum pernah terpapar. But, anyway berikut langkah untuk mendapatkan beasiswa Luar Negeri adalah ;
A. Tentukan dulu Negara dan Universitas yang akan dituju.
a. Apa yang menjadi jurusan favorit yang sesuai dengan latar belakang pendidikan teman selanjutnya, karena hal ini akan mempermudah teman2 dalam memilih dari begitu banyaknya jurusan yang ditawarkan. Apakah universitas tersebut menawarkan program Internasional yang sesuai dengan minat teman2 atau tidak.
b. Jika teman2 ingin mengambil jurusan untuk Master ataupun Doktor yang berbeda dengan latar belakang pendidikan teman sekalian sebelumnya alias “banting setir”, its ok, tapi harus kalian pastika bahwa kalian cukup mampu untuk mengiktui program tersebut
c. Nah, setelah menemukan jurusan yang kita inginkan, maka selanjutnya adalah mencari tahu, berapa English requirement dari jurusan tersebut (biasanya untuk jurusan kesehatan memiiki English requirement lebih tinggi dibading jurusan yang lain). Informasi ini sangat penting, mengingat keterbatasan umum calon mahasiswa Indonesia adalah kemampuan Bahasa Inggris, termasuk bagiku pribadi. Hanya informasi, pada saat aku mencari list universitas yang dituju, saat itu aku belum memiliki skor IELTS, saat itu hanya ,berbekal keinginan kuat . Oya sob, jangan lupa untuk mencari tahu juga apakah Universitas yang kita tuju tersebut memiliki track record yang baik dalam pendidikan atau tidak, kita bisa mencari tahu via “google”. Jangan hanya karena kita ingin sekolah di luar negri, lalu asala saja dalam memilih universitas,, itu jangan sampai terjadi.
d. Apabila teman2 sebelumnya sudah memiliki skor IELTS maupun TOEFL ataupun GRA yang lumayan tinggi (red: sesuai kualifikasi), tentu itu akan lebih memudahkan lagi teman2 untuk mencari universitas yang dituju.
e. Setelah mendapatkan list universitas yang diinginkan, segara lakukan pendaftaran ke universitas tersebut melalui Online, namun sebelumnya, siapkan dulu dokumen2 berikut :
Ø Transkip dan Ijazah pendidikan terakhir yang telah di translate ke dalam bahasa Inggris
Ø Passport yang masih berlaku
Ø Pas foto berwarna terakhir 4x6 (pas foto berhijab tidak masalah)
Ø Surat rekomendasi dari atasan/ pembimbing saat kita kuliah dulu, biasanya pihak universitas meminta 2 orang sebagai pemberi rekomendasi (dalam versi bahasa inggris juga tentunya).
Ø IELTS atau TOEFL atau GRA terakhir (masa berlaku 2 tahun terakhir)
f. Teman2 bisa mendaftar sendiri atau bisa juga menggunakan jasa/agent pendidikan yang ada di tempat tinggal teman2 sekalian. Pada saat itu aku meminta bantuan Mb Tiwuk dari Edlink (Edlinkconnect) di Jogjakarta untuk mendaftar di Flinders University, RMIT (universitas yang ada di Australia). Menurut pengalamanku, agent ini free, tidak menarik biaya apapun dalam membantu mendaftarkan ke Universitas tersebut (karena mereka bekerjasama langsung dengan Universitas2 tersebut). Selain aqmencoba peruntungan di Australia, aku juga mendaftar sendiri di salah satu Universitas di New Zealand (maaf lupa namanya, hihi). Anyway, LoA yang kita butuhkan nantinya sebagai salah satu syarat untuk mendaftar beasiswa DIKTI. Pengalaman aku yang lalu, lamanya proses LoA mulai dari 2 minggu hingga 3 bulan, jadi akan lebih baik jika teman2 mendaftar jauh2 hari untuk mendapatkan LoA sebelum mendaftar ke DIKTI.
g. Proses selanjutnya akan lebih menantang, karena syarat selanjutnya yang kita belum dapat adalah surat ijin dari KOPERTIS wilayah setempat (karena aku bekerja di Instansi Swasta), bagi pegawai negeri hanya membutuhkan SK saja tanpa surat pengantar dari KOPERTIS. Sebelum ke KOPERTIS untuk mencari surat tersebut, kita harus membawa surat pengantar dari Atasan tempat kita bekerja, adapun lampiran yang harus kita sertakan adalah :
Ø Bukti kepemilikan NIDN
Ø Surat pengantar dari Atasan/ Direktur/Rektor/ Wakil Ketua I
Ø Surat bukti telah menjadi pegawai tetap pada Instansi tersebut (berupa SK dari Ketua Yayasan)
Ø Pas Foto berwarna terbaru (maksimal 6 bulan terakhir) 4x6 (berapa lembar, siapkan saja sebanyak-banyaknya,,,hehe)
Ø Fotokopi Ijazah pendidikan terakhir
Kemudian dokumen2 tersebut kita masukkan dalam satu map agar tidak tercecer, lalu kita serahkan ke KOPERTIS wilayah setempat, dan kemudian tunggu hasilnya beberapa minggu kemudian.
h. Kita bisa mendaftar beasiswa DIKTI sambil menunggu dokumen2 kita lengkap, artinya tidak perlu harus menunggu hingga semua dokumen complete, karena terkait waktu. Sebagai informasi tambahan, beasiswa DIKTI selalu dibuka dalam bentuk batch atu gelombang, dan setiap tahun biasanya akan di buka 2 batch, diawal tahun dan pertengahan tahun. Nah, jika teman2 sudah mengetahui ada pembukaan gelombang baru, maka sebaiknya segera daftar via online sambil mengurus kelengkapan dokumen, lebih banyak waktu yang dimiliki maka akan lebih bai. Karena teman2 tidak tergesa2 apabila dinyatakan lolos untuk mendapatkan beasiswa pada akhirnya. Dokumen yang diperlukan untuk mendaftar beasiswa DIKTI tidak jauh beda dengan dokumen yang digunakan untuk mendaftar ke Universitas tujuan kita, hanya ada beberapa yang ditambah, lengkapnya, berikut dokumen2nya :
Ø Transkip dan Ijazah pendidikan terakhir dalam versi bahasa Inggris
Ø Surat rekomendasi dari atasan minimal 3 orang (bisa dari atasan kerja, dosen pembimbing pada saat kita kuliah dulu, baik itu dosen pembimbing untuk penelitian maupun bimbingan yang lainà surat rekomendasi itu dibuat dan ditandatangani oleh orang yang pernah mengenal track record kita di masa sebelumnya).
Ø Passport yang masih berlaku
Ø Surat rekomendasi dari KOPERTIS bagi perguruan tinggi swasta (surat tersebut kita dapatkan setelah mengajukan surat pengantar dari Direktur/ atasan kita di kantor). Biasanya diproses dan dapat kita terima dalam waktu minimal seminggu sampai sebulan, tergantung apakah koordintor KOPERTIS setempat sedang berada di tempat atau tidak.
Ø Pas foto berwarna terbaru ukuran 4x6
Ø IELTS (disesuaikan oleh syarat masing2 kampus tujuan, varian antara 5.00-7.00 untuk bidang kesehatan) ataupun TOEFL (DIKIT mensyaratkan skor 500).
Ø LoA ataupun admission letter dari kampus yang dituju. Jika LoA kita masih bersifat conditional atau bersyarat, tidak masalah, DIKTI akan memberikan tenggat waktu apabila kita dinyatakan lolos hingga tahap seleksi administrasi.
Jika semua dokumen telah kita dapatkan, maka proses selanjutnya adalah men-scan satu persatu dokumen tersebut, karena pastinya semua soft file dokumen itu akan kita butuhkan setiap saat.
Jika teman2 sekalian sudah selesai melakukan pendaftaran di laman DIKTI dan telah melengkapi semua dokumen yang diminta, maka selanjutnya adalah berdoa untuk menunggu pengumuman dari DIKTI. Kelak, proses yang akan dijalani apabila kita mampu lolos seleksi administrasi adalah kita akan dipanggil untuk melakukan wawancara oleh Pihak DIKTI. Nah, pada momen ini, bagi anda yang belum memiliki LoA Unconditional atau yang bersyarat, maka bisa dibawa pada saat wawancara. Tujuan dari wawancara ini adalah memvalidasi smua dokumen yang telah teman2 kirimkan kepada pihak DIKTI sebelumnya serta memastikan hal-hal yang belum jelas. Jangan dibayangkan terlalu serius pada wawancara ini, slow saja, karena selain kita yakin bahwa rejeki tidak akan kemana, sekaligus mengkondisikan kita untuk bertemu teman2 seperjuangan sesama pencari beasiswa. Pada saat itu, Alhamdulillah aku mendapat panggilan wawancara DIKTI dengan sentra lokasi di Yogyakarta, meskipun LoA ku masih Conditional atau bersyarat (artinya Universitas tujuan ku sudah menerimaku sebagai Mahasiswa dengan catatan harus segera memenuhi IELTS 6,5 overall dengan minimal masing2 skill adalah 6) namun aku tetap PD untuk datang. Bisa dipastikan, pada saat pengumuman, aku belum beruntung untuk mendapat kesempatan studi di luar negeri. Pada saat itu kekuranganku hanyalah skor IELTS. Oya, sekedar share pengalaman tambahan, pada saat dinyatakan belum lolos dalam seleksi beasiswa DIKTI, pada saat itu sebenarnya aku dalam kondisi hamil muda (red. 4 bulan), sehingga hal itulah yang semakin menambah kekuatanku bahwa Allah SWT Maha Tahu segala yang terbaik bagi hambanya, kita manusia hanya wajib berusaha. Dalam selang waktu selama setahun, aku melakukan short course preparation dengan temanku Cesa Septaria P, di sela2 jam mengajar kami. Jadi biasanya kami pergi kursus diantara jam 14-14.30,sehingga otomatis 1jam sebelum kursus aku sudah harus meninggalkan tempat kerjaku, mengingat jarak yang tidak dekat untuk ditempuh. Dan setelah selesai kursus, tidak jarang kami kembali lagi ke tempat bekerja untuk melanjutkan pekerjaan yang harus diselesaikan,,dan begitu seterusnya. Jadi yang namanya mabok alias morning sickness juga aku alami, di sela2 kursus,,bolak balik ke lady’s room juga sudah jadi bagianku, untung mentorku maklum tentang kondisiku (hehe maaf miss). Singkatnya, kadang rasa lelah dan putus asa juga menghampiri, karena setelah kembali ke rumah, bukannya istirahat tapi harus segera mengerjakan dan latihan bahasa Inggris di rumah,,,tapi saat itu temanku sangat supportive,dan aku sudah bisa memprediksi bahwa dia akan mendapatkan apa yang dia kejar. Setelah itu beberapa waktu kami mengambil kursus di tempat lain (Ions Educations Centre). Selama kurang lebih 1 bulan kami mengasah kembali persiapan untuk tes IELTS di bulan yang sudah kami tentukan sendiri. And after my first IELTS test was failed (I was predict it before) just got 5.0 scores…I was not disappointed (disappointed awalnya/ wajar/ masih denial),,namun karena sekali lagi Allah Maha Tahu kemampuanku, dan itu sangat menguatkanku, Dia ingin aku melahirkan dulu di Indonesia. Yang ingin aku ceritakan lagi sob, bukan masalah gagalnya tapi hikmah yang sangat luar biasa. Allah itu Maha segalanya, Allah is Great!, setelah aku melahirkan di kampung halaman dan memastikanku bertemu Ibuku (sob, aku bekerja di Jogja dan orangtuaku tinggal di Lampung), tepat setelah 1,5 bulan kelahiran bayiku, Ibuku di panggil Nya, tanpa sakit, tanpa ada halangan, meninggalkan kenangan dan tanda- tanda kepergian yang manis sebelum kepergiannya. Sontak, saat itu yang kupikirkan bukan karena Ibuku pergi, namun puji syukur aku berkesempatan menghantarkan Ibuku pergi secara langsung. Coba sobat bayangkan, bagimana jika saat pengumuman DIKTI aku dinyatakan lolos dan berangkat kuliah? Tapi sekali lagi, hikmah yang luar biasa aku dapatkan. Dan Ibuku sungguh pergi di saat yang tepat, rencana manis yang Allah siapkan untuk nya dan sesuai doanya bahwa ia ingin pergi setelah aku “mentas” (bahasa jawa, artinya, “mandiri”)…semoga Ibu semakin bahagia sekarang, Amiin. Perjuangan masih berlanjut guys,,,live must go on..
Singkat cerita setelah teman seperjuanganku menyelesaikan studinya (1,5 tahun kemudian), dan aku masih dengan proses yang sama, memperjuangkan IELTS ku yang mepet. Pada saat itu aku dapat info bahwasanya ada satu Universitas yang membuka jurusan baru di bidang Midwifery dan aku tahu itu adalah satu2nya universitas yang memiliki program tersebut di ASIA yaitu National Taipei University and Health Sciences (NTUNHS), yang berlokasi di Taipei, Taiwan. Tanpa pikir panjang sob, aku langsung mendaftar via Online dan kembali mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan, sambil kembali menggenjot IELTS ku yang pas2an. Hanya sekedar diketahui, selama itu, aku mencoba mengikuti tes IELST di Ions Education Centre Yogyakarta selama 6 kali (setiapkali tes = USD 200) dan hasil terakhir masih di kisaran 5,5 scores. disaat yang bersamaan juga kudapatkan informasi tentang beasiswa dari pemerintah Taiwan yang di kenal dengan ICDF Taiwan Scholarship (terimakasih Pak Wisnu Sadhana untuk bantuannya). setelah memasukkan berkas2 yang diperlukan, kemudian menunggu hasil. di episode selanjutnya (In Sha Allah), akan ada story tentang bagaimana mendaftar ICDF . Pada saat itu aku hanya mencoba kesempatan karena selain apply beasiswa tersebut, aku juga mencoba lagi untuk kesekian kalinya apply ke DIKTI, kali ini aku harus mengurus surat ijin dan rekomendasi dari awal lagi. berita baiknya adalah aku mendapat penggilan wwancara, segala dokumen kupersiapkan seperti pada saat proses wwancara beberapa tahun lalu, namun sayangnya ketika proses wawancara selesai, dan Interviewer tidak menemukan kampus tujuanku tidak masuk dalam daftar DIKTI (pihak kampus pada saat itu belum melakukan kerjasama dengan DIKTI Indonesia; kabarnya sudah bekerjasama namun sedang dalam proses), bisa diprediksi aku gagal lolos lagi. DIKTI memberikanku tenggat waktu untuk mendaftar di kampus lain saja..bagiku amat sangat tidak mungkin mengingat tenggat waktu yang tidak cukup, selain itu sudah terlintas di benakku untuk memulai segalanya dari nol akan semakin tidak mungkin. sehingga pada waktu aku putuskan untuk tetap menunggu hasil dari pengumuman ICDF. aku tidak berharap banyak, karena belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa aku tahu Allah Maha Tahu, sehingga apapun haislnya adalah yang terbaik dari Nya. Pada saat pagi hari melihat pengumuman dari DIKTI tdan aku dinyatakan tidak lolos, pada sore harinya Allah mengobati kekecewaanku dengan dimasukkanNya aku dalam daftar mahasiswa dari 4 mahasiswa lain dari Indonesia yang lolos beasiswa ICDF. Alhamdulillah, ini adalah jawabn doaku..meski tidak terlalu mengerti tentang fasilitas apa saja yang akan aku dapatkan dan akan mengcover apa saja beasiswa ini, aku sujud syukur. baru aku sadar bahwa ternyata ICDF Scholarship adalah kompetisi tingkat negara (namun aku mneyebutnya kompetisi nasib dan takdir), sehingga pada saat orientasi ICDF di TETO Jakarta sebulan sebelum keberangkatanku, teman2 seperjuangan yang mendapatkan beasiswa dari MOVA, MOE dan Taiwan Government menyalami dan memberikan selamat kepada kami, karena ternyata rata2 mereka juga mendaftar ICDF tapi belum lolos..dan aku hanya terbengong saja menanggapinya.. (hehe..krn emang gk ngerti apa2/ belakangan baru tahu ternyata ICDF lebih "menjanjikan" dari beasiswa sejenis lainnya). Tahun 2013 ini hanya 5 mahasiswa yang lolos beasiswa ICDF, namun 1 diantaranya mengundurkan diri (dan aku tercantik sendiri diantaranya), dan tahun 2012 kemarin hanya 2 mahasiswa. ke, selanjutnya pengurusan Visa,,,
Salah satu syarat untuk lanjut study di Taiwan adalah semua dokumen harus di legalisir oleh Notaris, Kemenlu dan HAM serta TETO . Tetap simak sob, di edisi selanjutnya tentang bagaimana pengalamanku dalam proses legalisasi dokumen untuk study ke Taiwan . Biasanya saat melegalisir semua dokumen itu, mereka akan menanyakan dokumen yang asli dan KTP asli. Jika kalian tidak mau repot mengurus semua legalisir tersebut, kalian bisa meminta bantuan pihak agent sob. Mulai dari legalisir dokumen hingga pembuatan visa, kita bisa menggunakan jasa agen, untuk harga, siapkan saja biaya sekitar 2-3,5juta. Tapi karena pada waktu itu jiwa petualanganku kambuh, jadi untuk urusan visa aku handle sendiri, jadilah aku bolak balik Lampung-jakarta pada waktu itu (karena aku sudah mengajukan cuti tugas belajar, posisiku sudah di lampung). Pelajaran yang bisa kuambil adalah, setiap cobaan yang dirasa semakin berat akan semakin menjadi tolak ukurmu sampai dimana kegigihanmu dalam menggenggam impianmu. Karena pada saat itu kami (aku dan suami) sama2 tidak mengetahui medan yang kami jelajahi, dan dalam kondisi puasa dengan panasnya cuaca yang selalu menemani perjalanan kami setiap harinya, dan ditambah dengan deadline yang semakin dekat, sehingga dsirasa lengakplah sudah. Jujur sempat menyerah pada saat itu dan merasa untuk sekolah di TAIWAN dirasa sangat rumit dan begitu menyulitkan prosedurnya, tapi lagi2 suami adalah orang pertama yang memberi support nyata padaku. Alhamdulillah, beberapa hari menjelang Idul Fitr 2013i, visa ku sudah di tangan. Dan sujud syukurku saat itu bukan karena telah jadi nya visa ku dan siap berangkat, tetapi lebih karena aku mampu dan telah melewati masa tersulitku untuk studi di luar negeri serta akhirnya mimpi dan keinginanku untuk studi diluar negeri dengan jurusan yang sesuai tercapai sudah. Puji Syukurku pada Mu Ya Allah…Fabi ayyi ala irobikuma tukadziban…mengingat begitu banyak ikmat Allah yang telah Ia karuniakan padaku, sehingga saat itu aku merasa menjadi manusia yang paing disayang oleh Nya, diam diam dalam hati aku berazzam,,Ya Allah atas kesempatan emas yang telah Engkau Berikan ini, maka aku berjanji untuk menjaga amanahMu, menjaga hijabku, mengagungkanMu, mengingatMu dalam suka dan bahagiaku kelak ketika aku di Negeri rang, tidak mau terperdaya oleh gemerlapnya Dunia barat, dan aku akan menjaga Imanku padaMu…(semoga AllahSWT meridhoi, Aamiin). Jadi, pelajaran dan ujian bukanlah lulus saja dalam hal akademik, melainkan ujian selama proses untuk meraih apa yang kita inginkan itulah ujian dan pelajaran yang sesungguhnya. Begitu banyak pelajaran yang didapat, semoga menjadikanku lebih percaya diri dan yakin akan kebesaran Allah SWT dalam keterlibatanNya meniti tangga2 mimpiku yang lebih tinggi.
Jadi hanya kemauan dan tekad keras bagi siapa saja yang ingin mendapatkan beasiswa ke luar negeri,,begitu kata salah satu aktivis dari Pp Muhamadiyah, dan terasa benar adanya..so, teruslah berusaha dan pantang menyerah, Jia Yo! ...(bersambung di episode selanjutnya ya ..in sha Allah :) )
Now,,here Iam!
Now, Here Iam.. |
ICDF Orientation |
ICDF Recipient and Perwakilan dari TETO Taiwan |
Maap sob masih terdapat beberapa kesalahan menulis,,aku hanya manusia biaa yang sedang berproses untuk menjadi "bisa"...terimakasih untuk masukan anda sekalian,,, (thumb).
BalasHapustambahan bagi sobat, sekarang kampus NTUNHS yang memiliki jurusan Nurse-Midwifery telah bekerjasama dengan Pihak DIKTI sehingga bagi teman2 yang ingin mencari beasiswa melalui DIKTIsudah bisa menemukan list campus di laman DIKTI.selamat!
BalasHapusassalamualaikum..
BalasHapusterima kasih banyak mbak Endang atas tulisannya, tulisan mbak tersebut begitu membuat keinginan saya menjadi kuat dan mantap untk mencoba peluang kuliah di luar negeri seperti mbak Endang, tapi saya masih sangat hijau untuk urusan pengurusan beasiswa mbak, jngankn luar negeri dalam negeri saja saya belum pernah mencoba,,hehe soalnya baru bulan 12 tahun 2013 lalu saya lulus.
Secara tidak langsung saya diberi semangat yang kuat serta nasihat dari tulisan mbak di atas, terima kasih sekali lagi mbak. ^_^
waalaikumsalam...salam kenal ya..alhamdulillah dan trimakasih sudah membaca blog saya, ayo dicoba saja dari sekarang,,sekedar share, saya punya teman dari Mainland China, meski asih muda tapi sy berguru banyak darinya, karena di usianya yang 24 tahun tapi saat ini sedang menempuh PhD-nya di tahun kedua,,wow bukan?? hehe Semangat!! :)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus