Senin, 11 November 2013

Begitu sayangnya Nabi Muhammad SAW kepada kita




Iman sesorang adakalanya seperti jalan yang biasa kita lewati, ada kalanya naik, adakalanya turun, ada kalanya membelok kanan maupun kiri, ada kalanya juga lurus2 saja,,namun tidak jarang pula jalanan tersebut memiliki turunan yang tajam dan mengerikan,,tikungan yang begitu melengkung sehingga untuk melihat adakah kendaraan lain didepan sana pun tidak bisa,,,mungkin seperti itulah keimanan kita yang kadang kalanya naik dan turun secara bergantian..menyadari itupun sering kita harus berhenti sejenak berjalan dan istirahat sejenak dari segala aktivitas yang telah kita jalani untuk mengevaluasi tentang apa yang telah kita lalui,,memperbaiki niat yang sering secara tidak sengaja mengurangi arti pahala dari ibadah kita,,hingga pada akhirnya rasa haus dan lapar akan siraman rohani pun sering menyergap kita, rasa bingung dan cemas serta tak tau arah yang akan kita tempuh merupakan tanda bahaya yang harus segera kita penuhi kondisinya demi mengecas ulang keimanan yang telah kita dapati sebelumnya,,,

Sahabat terkadang diri ini berada pada posisi yang bersemangat untuk menjemput impian, yaitu hidup dijalan yang di Izinkan Allah dan diridhoi untuk menuju kehidupan yang abadi yaitu Kehidupan setelah mati,, tapi juga tak jarang diri ini mendapati semangat yang teramat payah, bahkan untuk mendirikan sholat wajib 5 waktu pun terasa amat berat, apalagi ibadah sunnah yang lainnya,,bahkan sering lupa untuk membasahi bibir dengan istighfar, lupa untuk selalu mengingat Allah baik dalam keadaan berjalan, duduk maupun berdiri,,
Sahabat mungkin disaat itulah titik nol keimanan kembali hadir, akhirnya diri ini harus segera merapat kepada yang Pencipta, merapat dan meratap karenaNya kita berada disini, maka pastinyalah kita dimampukan untuk melewati semua ,,,

dan akhirnya perenungan, introspeksi diri, muhasabah, dapat memenuhi kembali relung hati yang sempat hampa dan kosong akibat terlalu sibuk mengejar duniawi,,,dan kembali teringat "Hanya dengan Menngingat Allah SWT maka hati akan tenang..."..dan sahabat ketika itu kita merasa diri menjadi hamba yang paling beruntung, paling bermanfaat (setidaknya untuk diri sendiri) dan pada akhirnya meninggalkan kembali titik nol..
 semoga ini menjadi pengingat kita bahwasanya ada tujuan akhir yang lebih mulia dari apa yang kita kejar selama ini,,bahwasanya ketika tak ada lagi yang dapat menolong kita di akhirat nanti hanya Kurnia Allah SWT dan Syafaat Nabi Muhammad SAW lah yang mampu menebus segalanya,,,Allohuma Sali 'Ala Muhammad..sayangnya Beliau kepada kita,,,

Kilas Balik

Cita- cita untuk menuntut ilmu di negeri seberang tercapai sudah,,dan kini tantangannya ketika cita2 sudah tercapai ternyata jauh lebih besar,,mampu mengarungi dan mengikuti atmosfir dan ritme belajar di negeri orang,,bukan masalah course-nya tetapi lebih kepada survivenya. Hidup dan berinteraksi dengan teman dari negara sendiri yang notabene masih memiliki budaya dan tatakrama yang sama saja terkadang masih belepotan, apalagi survive dan berinteraksi dengan teman dari negara, budaya, bahasa dan tatakrama yang berbeda,tentu bukan hal yang mudah. tapi justru disitulah seni nya, akan nampak menjadi hidup ketika kita menyadari bahwa keahlian ini yang tidak didapatkan oleh semua orang yang studi di dalam negeri, sekali lagi, bukan course-nya melainkan ketrampilan untuk bisa survive ,,interst ya,,untuk bagian pertama ini hanya sekedar  introduksi dulu, selebihnya nanti teman2 bisa mengikuti cerita selanjutnya yang lebih mendalam dan ada beberapa info serta tips menarik yang ingin saya bagikan untuk kalian semua,,,see you guys,,

salam dari negeri Formosa,,